Drama Menunggu yang Lebih Panjang dari Sinetron
Kamu sudah kirim CV, surat lamaran, dan bahkan portofolio yang dikemas cakep banget. Tapi... sudah seminggu, dua minggu, tiga minggu sunyi senyap. HRD seperti menghilang ke dimensi lain. Harus nunggu? Harus tanya? Atau harus move on ke lowongan lain?
Nah, daripada galau meratap di kamar sambil dengerin lagu mellow, yuk kita bahas cara follow up lamaran kerja secara elegan dan tetap profesional. Karena kadang yang bikin gagal bukan CV-nya, tapi caranya kamu ngodein HRD.
Baca Juga : Status Lamaran Kerja, Antara Harapan, PHP, dan Notifikasi Gmail yang Mengecoh”
Kenapa Follow Up Lamaran Kerja Itu Penting?
Sebelum bahas strateginya, kita luruskan dulu: follow up lamaran kerja itu bukan berarti kamu kepepet banget. Tapi ini justru menunjukkan:
- Kamu serius sama posisi yang dilamar.
- Kamu punya inisiatif dan komunikasi yang baik.
- Kamu nggak takut ditolak secara sopan (dan itu bagus!).
Satu hal yang perlu diingat: follow up itu kayak nge-chat gebetan. Timing dan gaya penyampaian menentukan nasibmu selanjutnya!
Kapan Waktu Terbaik untuk Follow Up Lamaran Kerja?
Berikut ini pedoman yang bisa kamu ikuti:
| Situasi | Kapan Follow Up? |
| Baru kirim lamaran | Tunggu 5–7 hari kerja
| Sudah ikut interview | Tunggu 3–5 hari kerja
| Dikasih deadline jawaban | Follow up tepat di hari deadline
| HRD bilang “kami hubungi ya” | Tunggu 7–10 hari kerja, lalu follow up
Ingat: jangan jadi overthinking dan nge-chat tiap jam. HRD juga manusia, bukan admin chatbot.
Cara Follow Up Lamaran Kerja yang Benar (dan Nggak Bikin Malu)
1. Lewat Email
Ini adalah cara paling formal dan paling aman. Contohnya begini:
Subjek: Tindak Lanjut Lamaran – [Nama Kamu] untuk Posisi [Nama Posisi]
Halo [Nama HRD / Rekruter],
Saya [Nama Kamu] yang telah mengirimkan lamaran untuk posisi [Nama Posisi] pada [tanggal]. Saya ingin menyampaikan ketertarikan saya yang tinggi terhadap posisi ini dan menanyakan apakah ada kabar terbaru terkait proses seleksi.
Jika dibutuhkan informasi tambahan, saya dengan senang hati akan memberikan.
Terima kasih atas waktunya.
Salam hangat,
[Nama Kamu]
[Nomor HP] | [Email Aktif]
Lucu? Belum. Tapi nanti kita kasih versi yang lebih santai!
2. Lewat WhatsApp (Kalau Dikasih Kontak Pribadi)
Kalau kamu memang dikasih nomor WhatsApp, kamu bisa pakai gaya lebih santai:
Halo Kak [Nama],
Saya [Nama Kamu] yang melamar untuk posisi [Nama Posisi] minggu lalu.
Saya ingin memastikan apakah lamaran saya sudah diterima dan apakah ada proses lanjutan yang bisa saya ikuti?
Terima kasih banyak sebelumnya ya, Kak.
Semoga harinya menyenangkan!
Jangan sampai typo jadi “Saya melamar Kakak minggu lalu.” Bisa viral, tapi bukan karena skill kamu!
3. Lewat LinkedIn (Khusus yang Ingin Nambah Relasi Sekalian)
text
Hi [Nama Rekruter],
Saya tertarik dengan posisi [Nama Posisi] yang diposting oleh [Nama Perusahaan].
Saya sudah mengirimkan lamaran dan ingin mengonfirmasi apakah sudah diterima.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan.
Semoga harimu menyenangkan!
```
Bonus: kamu bisa sekalian connect dan nambah jaringan profesional.
Hal yang Wajib Dihindari Saat Follow Up Lamaran Kerja
Kalau kamu nggak mau dicoret langsung dari daftar kandidat, HINDARI hal berikut:
- Spam berkali-kali dalam sehari
- Pakai bahasa terlalu santai ("Bro, ada kabar job nggak?")
- Tanya hal yang sudah ada di iklan lowongan
- Minta jawaban instan atau ngegas ("Saya tunggu sampai jam 3 ya, Mbak")
Gaya Follow Up Lucu tapi Tetap Profesional
Ingin sedikit menonjol tapi tetap sopan? Boleh! Asal tetap jaga etika.
Contoh lucu-tapi-aman via email:
text
Subjek: Apakah Surat Lamaran Saya Tersesat di Alam Lain?
Halo Kak [Nama],
Saya [Nama Kamu] yang minggu lalu mengirim lamaran untuk posisi [Nama Posisi].
Saya penasaran, apakah surat lamaran saya sedang berpetualang atau sudah mendarat dengan selamat di inbox Kakak?
Saya sangat antusias dengan posisi ini dan siap berdiskusi lebih lanjut kapan pun dibutuhkan.
Terima kasih sebelumnya ya Kak.
Salam penasaran,
[Nama Kamu]
```
Lucu, tapi tetap ada niat serius. HRD juga suka kandidat yang humble but bold.
Apa yang Dilakukan Setelah Follow Up?
Setelah kamu follow up lamaran kerja, lakukan hal berikut:
1. Pantau email/ponsel secara aktif. Jangan sampai telat baca balasan.
2. Terus cari lowongan lain. Jangan terlalu bergantung pada satu posisi.
3. Upgrade skill. Gunakan waktu nunggu untuk belajar (meski cuma cara nulis email lebih kece).
4. Jangan nge-stalk HRD tiap hari. Bikin kamu kelihatan desperate, bukan proaktif.
Follow Up Tanpa Balasan? Jangan Baper Dulu!
Kadang HRD emang nggak sempat bales semua. Tapi itu bukan berarti kamu jelek atau tidak layak.
Kemungkinan alasannya:
- Proses seleksi ditunda
- Kuota sudah penuh
- HRDnya cuti (atau resign!)
- Ada kandidat lain yang lebih cocok (dan itu normal)
Ingat, ditolak bukan berarti kamu gagal. Bisa jadi kamu belum cocok aja sama perusahaan itu.
Kesimpulan: Follow Up Itu Seni, Bukan Sekadar Tanya Kabar
Melakukan follow up lamaran kerja itu ibarat PDKT ke HRD. Butuh strategi, timing, dan gaya bicara yang tepat. Kalau dilakukan dengan cara yang benar, kamu bisa memberikan kesan positif dan memperbesar peluang dipanggil interview.
Tapi kalau dilakukan asal-asalan kamu bisa langsung dicoret, bahkan sebelum dilihat portofolionya.
Sudah pernah follow up tapi belum dapet hasil? Tulis pengalamanmu di kolom komentar! Atau share artikel ini ke temanmu yang masih galau nunggu balasan dari HRD. Siapa tahu, mereka butuh hiburan dan solusi!